Nasdem dan Langkah Politiknya Usai Pilpres 2024

“Mendukung pemerintahan yang sah itu artinya kita memberi legitimasi terhadap hasil pemilu. Tentang masuk atau tidaknya ini on process…”

Hermawi Taslim

Pada gelaran Pemilihan Presiden 2024, partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi salah satu partai politik pengusung pasangan kandidat nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Bersama dua partai koalisi lainnya: PKS dan PKB, Nasdem bekerja dan bergerak untuk memenangkan paslon dengan slogan perubahan itu.

Namun, hasil penghitungan suara menunjukkan paslon yang mereka usung hanya mendapat 24,59 persen suara dan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan pemenang Pilpres 2024 adalah pasangan Prabowo-Gibran dengan perolehan 58,59 persen.

Tak lama pasca hakim MK mengetukkan palunya dan menetapkan paslon 02 sebagai pemenangnya, Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem bertemu dengan Prabowo Subianto dan menunjukkan sinyal bahwa pihaknya akan mendukung pemerintahan terpilih.

Dalam dialog bersama Budiman Tanuredjo di kanal YouTube Back to BDM, Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Hermawi Taslim menganggapnya sebagai bentuk bahwa Nasdem telah move on dari proses pilpres beserta hasilnya.

“Setelah MK memutuskan, kita kembali menegaskan sikap kita. Kita mendukung pemerintah yang sah. Kenapa? Karena semua proses kita sudah tempuh, kita harus move on. Bangsa ini harus ada yang urus, bangsa ini harus ada yang kelola. Memang kalau kita nangis berguling-guling tiap hari hasil pemilu bisa berubah? Memang kalau kita teriak-teriak marah-marah hasil MK bisa berubah?” tanya Hermawi.

Ia menjelaskan, Nasdem didirikan dengan semangat restorasi yang salah satu cirinya adalah kecepatan dalam mengambil keputusan. Kecepatan pengambilan keputusan itu misalnya bisa dilihat dari sikap yang ditunjukkan sebagai parpol pertama yang mendukung Anies Baswedan. Sikap cepat tanggap juga dapat dilihat dari respons cepat Nasdem menyikapi hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU). Malam KPU memutuskan, Nasdem nyatakan sikap menerima, keesokannya 12 orang pengacara langsung disiapkan untuk bergabung dengan tim AMIN untuk mendaftarkan gugatan di MK.

Isu merapatnya Nasdem ke kubu 02 makin santer pasca kedatangan presiden terpilih, Prabowo Subianto di Nasdem Tower dan setelah itu kunjungan balasan pun dilakukan ke kediaman Prabowo di Kertanegara.

Meski tegas mengatakan mendukung pemerintahan yang akan datang, Nasdem masih abu-abu soal apakah pihaknya akan masuk ke koalisi atau tidak.

“Mendukung pemerintahan itu tidak serta-merta masuk dalam pemerintahan, itu dua hal yang berbeda. Kami mendukung pemerintahan yang sah dan legitimate untuk memberi kesempatan kepada orang yang mendapat mandat dari rakyat untuk mengelola negara ini, tentu dengan segala kekurangannya. Kita tahu, kita sangat kecewa, dalam banyak hal kita juga kecewa terhadap KPU, tapi ya ini hasilnya. Mendukung pemerintahan yang sah itu artinya kita memberi legitimasi terhadap hasil pemilu. Tentang masuk atau tidaknya ini on process, tapi sejauh yang saya tahu, sejauh yang saya pahami, kita belum menyatakan masuk dalam pemerintahan, belum menyatakan masuk dalam kabinet,” ujar pria kelahiran Padang, 6 Oktober 1961 ini.

Terkait sikap Nasdem ini, Hermawi menceritakan, bahkan Prabowo subianto sudah menanyakan secara langsung kepada Surya Paloh, mengapa Nasdem belum mengajukan nama untuk dimasukkan ke dalam kabinet, meski keduanya sudah dua kali bertemu.

Tidak adanya nama yang diajukan, disebut Hermawi selaras dengan sikap partainya yang memang tidak memiliki niat untuk masuk kabinet, melainkan untuk ikut serta dalam pembangunan dan mempercepat proses menuju Indonesia Emas 2045.

Meski tidak ada niatan masuk kekuasaan, namun kans tetap terbuka untuk opsi apapun. Saat ini, Nasdem masih menimbang langkah mana yang lebih efektif: masuk atau tetap berada di luar pemerintahan.

Hermawi Taslim berbincang dengan BDM untuk podcast Back to BDM, di ruang kerjanya di Nasdem Tower.

Nasdem di Pilgub Jawa Barat dan DKI Jakarta

Selain masih berproses terkait sikap yang akan diambil di kancah politik nasional, Nasdem juga tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi Pemilihan Gubernur yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan.

Untuk diketahui, dalam Pemilu Februari lalu, Nasdem mendapat suara sebesar 9,6 persen dan masuk dalam 5 besar parpol yang lolos melenggang ke Senayan.

Salah satu yang ramai diperbincangkan adalah gebrakan Nasdem yang akan mengusung putera Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie, Ilham Habibie, untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat. 

“Ilham ini kan tidak sekonyong-konyong muncul dia kan seorang profesional. Dia juga pimpinan banyak organisasi profesi, dia ketua PII (Persatuan Insinyur Indonesia), dia pernah jadi ketua ISMI (Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia), di dunia usaha dia juga banyak berkecimpung,” jelas Hermawi yang juga mengenal dekat sosok Ilham.

Ia mengisahkan, sejak lama sudah menyarankan Ilham untuk turun ke dunia politik agar bisa berbuat lebih banyak untuk bangsa dan bermanfaat secara lebih luas untuk negara. Caranya adalah dengan bergabung di partai politik.

Hingga saat ini, Hermawi menyebut Ilham memang belum masuk menjadi anggota Nasdem. Namun itu sama sekali tak menjadi soal, partainya tetap akan mendukung Ilham di Jawa Barat, karena sosoknya dinilai pas dan sesuai dengan kebutuhan provinsi itu.

“Jawa Barat ini pusat industri strategis, provinsi terbesar dengan 91 kursi. Kita berkeyakinan Darah segar bagi Jawa Barat ini akan mendapat sambutan hangat. Hari Sabtu kemarin kita sudah deklarasikan dia, kita kenalkan dengan keluarga besar Nasdem dan dia punya banyak modal sosial: sebagai anak mantan presiden, dia juga sebagai intelektual dia punya dua titel doktor satu Dari Amerika satu dari Jerman, secara ekonomi dia juga sudah mapan. Artinya kami melihat Ilham sudah siap di panggung politik. Sudah siap masuk ke gelanggang politik Oleh karena itu kita mendorong dan memastikan beliau akan berangkat pada Pilkada 2024 ini,” ujar Hermawi.

Untuk memuluskan langkahnya, Nasdem akan berkoalisi dengan partai lain demi memenuhi kecukupan jumlah kursi di Jawa Barat. Sejauh ini sudah ada satu partai yang siap membersamai Nasdem untuk mengusung Ilham. Ke depan, Hermawi juga optimis partai-partai lain akan ada yang merapat, karena sosok Ilham dinilai memiliki daya tarik tersendiri.

Nasdem memandang salah satu roda yang harus digerakkan demi menuju Indonesia Emas 2045 adalah industrialisasi. Banyak negara maju ditopang oleh industri yang kuat. Ilham dinilai pas untuk menjadi motor penggerak ini.

“Pertama, Jawa Barat itu kan daerah terbesar di Indonesia, yang kedua di Jawa Barat banyak sekali industri-industri strategis, yang ketiga banyak perguruan tinggi pendukung industrialisasi di Jawa Barat tidak hanya terbatas kepada ITB tapi ada IPB dan ada yang lain. Jadi jadi kita berkeyakinan kita tidak salah pilih menempatkan Ilham di Jawa Barat, karena Jawa Barat ini kan tiang penyangga utama Republik ini. Provinsi paling besar, (kursi) DPR RI-nya juga paling banyak, dan masyarakatnya juga terbuka dengan ide-ide baru khususnya teknologi dan industri,” papar Hermawi.

“Dan tentu saja kita enggak bisa kesampingkan Pak Ilham pasti punya hubungan emosional dengan Jawa Barat, karena ayah dan ibunya lama di sana, dia juga punya banyak kolega di sana, kita optimis bahwa pemilihan daerah Jawa Barat itu tepat buat Ilham,” lanjutnya.

Berlaih dari Jawa Barat, Nasdem juga tengah menggodok sejumlah nama untuk diusung di Pilgub Jakarta. Berbeda dengan Jawa Barat yang dukungannya sudah bulat ditujukan pada Ilham Habibie, di Jakarta Nasdem masing menimbang-nimbang.

Ada 3 nama setidaknya, yang hingga saat ini dipertimbangkan Nasdem untuk diusung di Jakarta. Ketiga nama itu adalah Anies Baswedan, Ahmad Sahroni, dan Wibi Andrino.

Anies Baswedan merupakan calon presiden yang sebelumnya diusung Nasdem, sementara Ahmad Sahroni dan Wibi Andrino adalah kader Nasdem yang dinilai masih muda dan namanya banyak disebutkan dari kalangan bawah.

“Tiga nama ini mudah-mudahan kalau tidak ada tidak ada aral melintang ini akan kami godok terus sehingga pada saatnya nanti jadi rekomendasi Nasdem itu batas terakhirnya 31 Juli,” ungkap Hermawi.

Pilkada DKI Jakarta selalu menjadi sorotan, bukan karena akan memimpin wilayah kota terbesar di Indonesia, tapi juga kompetisi diikuti oleh nama-nama besar tokoh Tanah Air.

Di Pilgub 2024 misalnya, disebut-sebut akan ada nama Ridwan Kamil, Anies Baswedan,  Budi Jiwandono, bahkan diisukan Kaesang Pangarep juga akan maju dalam Pilkada Jakarta ini.

Dialog lengkap bersama Hermaw Taslim dapat disaksikan di kanal YouTube Budiman Tanuredjo.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *