“Isu kabinet zaken atau nonzaken bukanlah isu penting bagi publik. Melunasi janji kemerdekaan mengatasi kemiskinan, menghadirkan keadilan dan kesejahteraan rakyat adalah misi suci seorang pemimpin yang telah diberi mandat oleh rakyat. Memimpin tak perlu lagi direcoki dengan urusan teknis, birokratis, administratif kementerian yang mungkin akan sangat melelahkan,”
Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut-sebut sudah mengantongi sejumlah nama yang akan ia jadikan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahannya. Prabowo menginginkan untuk membentuk kabinet zaken alias kabinet yang menempatkan ahli atau orang-orang kompeten di tiap pos kementerian dengan tujuan mengefektifkan dan mengoptimalkan program-program kerja dalam memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Namun, banyaknya partai politik yang mendukung kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024 membuat Prabowo harus berpikir untuk mengakomodir kepentingan praktis tiap parpol di belakangnya. Setidaknya, hingga saat ini sudah ada 14 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Lebih jauh, sudah beredar kabar Prabowo akan membuat nomenklatur baru dalam pemerintahaannya hingga menjadi lebih dari 40 kementerian. Upaya ini disebut sebagian pihak sebagai upaya Prabowo untuk menjawab banyaknya kepentingan yang harus ia tampung.
Jadi, mungkinkah kabinet zaken impian Prabowo itu benar-benar terbentuk di tengah koalisi yang demikian gemuk?
Untuk mendiskusikan hal ini, hadir sejumlah narasumber dalam program Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (17/9/2024) yang bertajuk “Kabinet Prabowo-Gibran, Kompetensi atau Akomodasi?”.
Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anhar Simanjuntak menjelaskan zaken kabinet yang diwacanakan Prabowo tidak seperti kabinet zaken di pemerintahan awal masa kemerdekaan dimana para menteri benar-benar berasal dari kalangan profesional di luar partai politik.
“Yang diambil tentu adalah profesionalisme dan skillful-nya. Pak Prabowo ingin mendorong kabinet beliau 5 tahun ke depan diisi oleh orang-orang profesional terlepas asalnya dari partai politik maupun nonpartai,” kata Dahnil.
Prabowo meyakini, partai politik juga memiliki banyak kader-kader profesional dengan latar belakang keahlian di berbagai bidang yang diperlukan oleh pemerintahannya. Selain ahli, Dahnil menyebutkan ada sejumlah syarat lain yang harus dipenuhi seseorang yang akan ditunjuk menjadi menteri Prabowo. Misalnya seseorang tersebut harus berintegritas dan jauh dari perbuatan korupsi.
“Proses seleksi yang sedang dan akan terus dilakukan sampai dengan final penunjukan anggota kabinet dilakukan langsung oleh Pak Prabowo dan tim kecil yang beliau bentuk. Itu sangat hati-hati terkait melihat rekam jejak atau track record masing-masing calon,” jelas dia.
Tidak cukup ahli dan integritas, Prabowo juga mencari menteri yang memiliki loyalitas terhadap tugas juga presiden sebagai pimpinannya, dan komitmen tinggi terhadap agenda pembangunan Indonesia 5 tahun ke depan.
Munculnya wacana pembentukan zaken kabinet sekarang ini menurut Dahnil tidak dilandasi oleh adanya kondisi politik yang berantakan sebagaimana konteks sejarah zaken kabinet di era Soekarno.
“Yang ingin dikutip Pak Prabowo dari semangat (zaken kabinet) Bung Karno itu adalah profesionalisme. Artinya Pak Prabowo ingin menempatkan profesionalisme, keahlian itu sebagai tuan dari kerja-kerja kabinet beliau nanti. Jadi Kita harus mengembalikan penghormatan terhadap keahlian, penghormatan terhadap kompetensi itu menjadi bagian yang utama dalam kerja-kerja kabinet ke depan,” papar Dahnil.
Adapun terkait isu penambahan pos kementerian hingga 44 banyaknya, Dahnil menegaskan hingga detik ini belum ada sama sekali pernyataan resmi maupun tidak resmi dari Prabowo yang menyebutkan hal tersebut.
“Kita enggak tahu jelas dari mana sumber yang bisa menyebutkan 44, karena orang, kemudian institusinya, dan segala macam itu masih dalam proses pembahasan yang bisa berubah dan bisa diubah,” tegas dia.
Kepentingan Prabowo adalah melaksanakan seluruh program yang ia kemukakan dalam kampanye melalui kementerian-kementerian yang sudah tersedia. Jika tidak bisa dikerjakan oleh kementerian yang ada, maka akan dibentuk badan/kementeruan baru. Sebaliknya, jika ada kementerian yang dianggap tidak efektif maka akan digabung dengan kementerian lain.
“Ini dilakukan Pak Prabowo dalam rangka memastikan efektivitas dan program-program itu bisa berjalan dengan baik, itu poinnya,” jelas Dahnil.
Kembali pada zaken kabinet, dalam salah satu pidatonya, Prabowo sempat mengatakan akan mengambil sejumlah menteri di kabinet pemerintahan Jokowi yang ia nilai baik kinerjanya untuk turut menjadi bagian dari kabinetnya kelak. Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Puteri Komarudin merasa tersanjung mengingat ada 6 kader Golkar yang saat ini berada di Kabinet Jokowi baik sebagai menteri maupun wakil menteri dan mereka tak hanya sekadar politisi, melainkan juga memiliki latar belakang profesional, baik di bidang bisnis, akademis, atau yang lainnya.
“Jadi kalau Pak prabowo bilang orang-orang hebat yang mengisi kabinet Pak Jokowi hari ini itu akan beliau boyong juga ke kabinetnya kami merasa sangat tersanjung tentunya dan berharap kalau itu adalah kader-kader kami yang sekarang memang sudah ditempatkan di kabinetnya Pak Jokowi,” sebut Puteri.
Puteri mengatakan, selama ini kader Golkar di dalam kabinet Jokowi sudah menunjukkan kinerja terbaik dan mendapat testimoni positif dari Presiden. Harapan Golkar, hal ini menjadi salah satu dasar pertimbangan Prabowo untuk kembali menarik mereka masuk ke dalam kabinet pemerintahannya.
Politisi Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra memandang zaken kabinet sebagai suatu keinginan Prabowo untuk benar-benar mengefektifkan kerja kabinet dan memberi sebesar-besar manfaat juga dampak positif bagi masyarakat.
“Pak Prabowo ini kan punya mimpi, punya gagasan besar yang ingin dalam 5 tahun bisa dilaksanakan, diwujudkan. Untuk bisa mewujudkan itu, tentu diperlukan orang-orang yang punya kompetensi, integritas, dan juga loyalitas,” sebut Herzaky.
Namun, apakah orang-orang itu harus berasal dari dalam atau luar partai politik, Herzaky melihat pada konteks hari ini, menteri yang datang dari partai tertentu dikhawatirkan memiliki kecenderungan untuk setia pada kepentingan partainya saja. Namun, ia menegaskan kader-kader Partsi Demokrat tidak akan berlaku demikian.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menurut Herzaky telah menyampaikan dalam banyak kesempatan, siapapun uang akan dipilih oleh Prabowo menjadi menteri, kesetiaan utamanya bukan untuk partai, melainkan untuk bangsa dan negara. Kemudian, Demokrat juga menjaga komitmen untuk mendukung penuh kabinet yang akan dibentuk Prabowo kelak, apapun hasilnya.
“Kita akan mendukung penuh kabinet Pak Prabowo selama 5 tahun ke depan. Apapun kebijakannya kita amankan, karena bagaimanapun Demokrat merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjuangan dan kemenangan Pak Prabowo kemarin di pilpres. Dan sesuai komitmen awal, kita akan kawal terus selama 5 tahun di manapun posisi, di manapun tanggung jawab yang akan diberikan kepada kader-kader kami,” ujar Herzaky.
Ketika ditanya soal kabinet Jokowi-Ma’ruf, Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus menyebut susunan kabinet hari ini bukan sebagai kabinet zaken, namun kabinet sak karepmu (terserah kamu).
Selain karena menteri adalah hak prerogatif presiden, kabinet Jokowi di periode kedua ink juga disebut hampir 50 persen diisi oleh kader partai politik.
“Masa Pak Jokowi kan almost 50 percent of the cabinet member itu dari partai-partai politik. Ya itu kan politik akomodasi,” kata Deddy.
Ia membandingkan dengan kabinet di era Presiden Megawati, dimana 2/3 bagiannya diisi oleh orang-orang nonpartai. Bahkan, dari 1/3 menteri yang berasal dari partai, PDI P hanya meduduki 3 kursi menteri.
“Pada zaman Ibu Megawati, karena dia memang kabinet zaken akhirnya krisis ekonomi bisa dengan cepat diselesaikan. Sepertiganya saja yang dari partai politik, sehingga memang bisa men-drive kebijakan nasional,” ungkap Deddy.
Dan apabila saat ini kembali diwacanakan pembentukan kabinet zaken oleh Prabowo, Deddy menyatakan kesetujuannya. Ia menilai kondisi saat ini memang pantas bagi seorang presiden membentuk kabinet berisi orang-orang profesional, ahli, dan kompeten. Menurutnya, situasi saat ini mirip dengan kondisi negara di tahun 2002, dimana perekonomian nasional dalam keadaan yang buruk.
Ia mencontohkan saat ini kemampuan fiskal negara rendah, pendapatan negara juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan belanja pusat dan daerah, defisit APBN terus melebar, beban utang menumpuk, deflasi sudah berlangsung selama 4 bulan, dan sebagainya.
“Harus zaken, tapi kan melakukan tidak semudah mengatakan” kata Deddy.
Saat ini Prabowo memiliki kewenangan penuh untuk menentukan menteri-menteri pilihannya, mulai dari siapa, berapa banyak, ditempatkan di mana, dan sebagainya. Ini menjadi kesempatan sekaligus tantangan bagi Prabowo untuk membuktikan bahwa kabinet yang ia bentuk nantinya bisa bekerja secara efektif dan efisien.
Apakah ia akan memilih politisi murni, politisi dengan latar belakang keahlian tertentu, atau orang profesional yang jelas-jelas memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
“Sekarang tergantung pada partai-partai politik yang masuk dalam kabinet Pak Prabowo, apakah mereka akan meng-endorse pimpinan partai politik yang politikus murni, atau memang punya background tertentu sesuai nanti nomenklatur yang diberikan kementeriannya, atau mau meng-endorse orang-orang dari luar yang memang punya keahlian untuk menduduki pos-pos yang ditunjuk itu,” papar Deddy.
Dari kacamata seorang pengamat politik, Arya Fernandes, Prabowo Subianto dinilai perlu membuat warna baru dalam pemerintahannya dengan membentuk zaken kabinet. Ia sepakat dengan yang disampaikan oleh Deddy Sitorus, Indonesia saat ini dihadapkan dengan begitu banyak tekanan yang datangnya dari dalam negeri maupun internasional.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi kita relatif stagnan. Angka kemiskinan dan orang kelas menengah kita juga menurun cukup dalam. Pada saat yang sama kita juga menghadapi situasi di mana masyarakat kita semakin menua dan subsidi untuk banyak hal, energi dan segala macam juga diperkirakan akan meningkat. Belum ada disparitas dari sisi ketimpangan sosial, ketimpangan ekonomi yang terjadi,” Arya menjelaskan sejumlah masalah domestik Indonesia saat ini.
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS ini melihat ada ekspektasi yang tinggi diberikan masyarakat kepada Prabowo, terbukti dengan perolehan 58 persen suara dalam Pilpres kemarin. Sayangnya, Gerindra sebagai kendaraan politik Prabowo bukan partai pemenang pemilu. Sehingga diperlukan upaya lebih untuk menjaga stabilitas koalisi dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun ke depan, yakni dengan mengakomodir partai-partai di koalisi pendukungnya.
“Dalam hal itu saya kira siapapun presidennya akomodasi menjadi tidak mungkin terhindarkan,” sebut dia.
Ada 3 alasan yang Arya kemukakan mengapa Prabowo sulit menghindari kabinet yang mengakomodir kepentingan parpol. Pertama, efek sistem multipartai yang membuat tidak ada partai dominan di DPR. Untuk memastikan stabilitas politik di DPR, presiden mau tidak mau harus mengakumulasi dukungan partai-partai politik, agar kebijakan yang diusung mendapat dukungan, bukan ganjalan.
Alasan kedua adalah soal pembiayaan politik. Arya melihat pembiayaan partai di Indonesia cukup bermasalah, sehingga partai menjadikan posisi menteri dalam kabinet sebagai salah satu cara mendapat akses pada sumber-sumber penanganan politik.
Terakhir, alasan ketiga adalah ketidakjelasan koalisi dalam peta perpolitikan Indonesia. Ada koalisi pra pemilu dan pasca pemilu.
“Pasca pemilu lebih banyak (anggota koalisi). Sejak 2004 itu terjadi. 2004-2009 partai Golkar yang ketika itu tidak mendukung Pak SBY justru masuk di kabinet, partainya Demokrat juga begitu masuk di periode kedua (Jokowi) masuk (kabinet) juga. Dan kita sekarang melihat di akhir masa jabatan Pak Jokowi hampir semua partai masuk kabinet,” jelas Arya.
Puteri Komarudin, sebagai politisi dari partai yang pernah turut bergabung dalam koalisi pasca pemilu menyebutkan alasan tertentu mengapa Golkar melihat bergabung dengan pemerintahan terpilih sebagai langkah yang perlu dilakukan.
Ia mengemukakan alasan konsolidasi demi menggalang kekuatan menyelesaikan beragam permasalahan bangsa yang muncul baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kalau kami melihatnya konsolidasi dari kekuatan politik yang ada di Indonesia pasca pemilu itu memang sangat penting. Kita membutuhkan seluruh kekuatan untuk sama-sama berkontribusi dalam menghadapi kondisi yang menjadi sebab ketidakpastian ini,” ujar Puteri.
“Wajar kalau kita melihat kondisi pasca pemilihan presiden di setiap pemilu itu biasanya semakin banyak parpol yang bergabung, karena mereka pun ingin berpartisipasi dalam pembangunan yang direncanakan oleh Presiden dan juga Wakil Presiden yang terpilih,” ia melanjutkan.
Golkar berpandangan penting untuk selalu berupaya menyumbang ideologi kekaryaan terhadap kabinet pemerintahan siapapun yang saat itu tengah bertugas. Dengan cara pandang itu, Puteri pun menyebut Golkar akan merasa senang dan dengan tangan terbuka akan menyambut baik jika ada parpol lain yang turut menyatakan dukungan dan bergabung ke koalisi pemerintahan.
“Kita tentu sangat membuka tangan yang lebar kepada teman-teman parpol lain yang ingin bergabung ke KIM pasca Pemilu ini. dan saya yakin juga pasti partai lain berpandangan demikian.
Benar saja, karena Partai Demokrat juga ternyata melihat dengan kacamata yang sama. Herzaky meengutip pesan yang berulang kali disampaikan Prabowo, “…tidak ada ruang untuk perasaan pribadi kalau untuk bangsa dan negara”. Selama ini Ketua Umum Gerindra itu memang kerap menyampaikan keinginannya untuk mengajak sebanyak-banyaknya pihak bekerja sama membangun bangsa. Berbeda dan berkompetisi ketika Pemilu itu adalah hal biasa, tapi setelah Pemilu usai Prabowo selalu berharap semua pihak bersedia bergandengan tangan dan berjuang bersama sebagai sebuah bangsa.
“Demokrat bersama Mas AHY mengamini apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo. Silakan Pak Prabowo kalau jika itu dirasa langkah terbaik buat bangsa negara,” ujar Herzaky.
Dialog lengkap sejumlah narasumber yang membahas kabinet zaken Prabowo Subianto dapat disimak melalui video berikut ini:
Leave a Reply